Saat aku
kelas 2 SMA, aku pernah menulis cerpen berjudul Lonceng Kematian. Paragraf pertamanya dimulai seperti ini: Sepertinya malam telah menelan keramaian
kota. Kengerian tercipta seiring dengan munculnya suara binatang malam. Hujan
baru saja reda, tapi rintiknya masih sedikit ada. Sesaat lagi, jarum panjang
menyelesaikan tugasnya yang sangat panjang, berputar-putar seperti komedi
putar, berkeliling menempuh angka satu ke angka lain. Dan ini dikerjakan selama
24 jam, tak pernah mengeluh ‘aku sudah lelah’.
Saat kini
aku membacanya, berarti sudah hampir lebih dari sepuluh tahun kemudian, aku
merasa bahwa paragraf itu terlalu membosankan. Seiring dengan bertambahnya ilmu
mengikuti beberapa workshop kepenulisan, membaca beberapa novel dan cerpen, dan
mengikuti saran dari beberapa penulis panutan, aku mulai sadar bahwa memulai
cerita itu sama sulitnya dengan menulis cerita itu sendiri.
A.S Laksana,
sebagai salah satu panutan dalam menulis, pernah bilang di buku Creative Writing, bahwa para penulis
yang baik selalu memikirkan kalimat pertama yang kuat untuk membuka cerita
mereka. Wah, berarti dari kalimat
pertama pun, kita harus sudah harus memikat pembaca untuk membaca cerita kita.
Masih kata A.S Laksana, jangan membuka novel-novelmu dengan matahari.
Pasti, kamu
pernah sangat familiar dengan pembuka cerita seperti ini :
Matahari menyiratkan warna keemasan di ufuk timur, saat langkah
kakiku...dan seterusnya.
Membuka
novel dengan deskripsi tentang ‘matahari’ atau ‘jam berdering, lalu kita
terlambat ke sekolah’ adalah sesuatu yang sudah sering dilakukan. Aku sekarang
berusaha untuk menghindarinya.
Radityka
Dika pernah memberi nasihat saat workshop kepenulisan tentang teknik membuka
novel. Aku pernah mengulas lengkap workshop itu di sini. Ada dua cara untuk
membuka sebuah novel/bahkan cerpen.
Pertama,
mulailah dengan sebuah adegan
Kita bisa
belajar cara membuka sebuah cerita dari sebuah film. Film Spiderman: Homecoming
dibuka dengan adegan perebuatan kekuasaan atas barang-barang rongsokan bekas
pertempuran Avengers dan Allien. Film-film James Bond selalu dibuka dengan
adegan mendebarkan ketika Bond mengejar penjahat. Novel Sunset Bersama Rosie
karya Tere Liye dibuka dengan Bom Bali.
Dari kalimat pertama, kemudian paragraf, lalu Bab Pertama kita sudah harus memikat pembaca.
Dari kalimat pertama, kemudian paragraf, lalu Bab Pertama kita sudah harus memikat pembaca.
Kedua, mulailah dengan sebuah quote/pendapat/perasaan tokoh terhadap
suatu hal
Bukalah
ceritamu dengan quote indah tentang cinta, pendapat tentang sesuatu, atau
perasaan dari sang tokoh tentang rasa cinta, benci, atau hal-hal yang berkaitan
dengan cerita.
Belajar
membuat kalimat/paragraf pertama ternyata sulit. Harus dibaca, diedit, dibaca
lagi, sampai menemukan yang pas. Kita juga bisa belajar dari para
penulis-penulis terbaik yang jadi panutan kita. Atau, baca lagi novel-novel
yang kita suka. Amati lagi bagaimana para penulis itu membuka novel mereka.
Nah, berikut
adalah 5 pembuka novel yang sangat kusuka sampai saat ini. Aku hanya akan
menulis paragraf pembukanya saja. Selanjutnya, kamu bisa membaca sendiri
kelanjutannya.
Apakah ada
yang menjadi favoritmu?
Pertama, The Fault in Our Stars, John Green
Di penghujung musim dingin usia ketujuh belasku, Mom menyimpulkan
aku depresi. Mungkin karena aku jarang keluar rumah, menghabiskan cukup banyak
waktu di tempat tidur, bolak-balik membaca buku yang sama, jarang makan, dan
menghabiskan cukup banyak waktu luangku yang berlimpah itu untuk memikirkan
kematian.
. . .
Green
langsung mengarahkan kita pada situasi tokoh yang depresi karena penyakitnya.
Digambarkan dengan cukup apik dalam satu paragraf pendek. Ini adalah paragraf
pembuka novel favoritku.
Kedua, Supernova: Ksatria, Putri,
& Bintang Jatuh, Dee Lestari
Kedua pria
itu duduk berhadapan. Kehangatan terpancar dari mata mereka. Rasa itu memang
masih ada. Masa sepuluh tahun tidak mengaratkan esensi, sekalipun menyusutkan
bara. Tidak lagi bergejolak, tapi hangat. Hangat yang tampaknya kekal. Bukankah
itu yang semua orang cari?
. . .
Dee selalu
memiliki irama yang menarik di setiap paragrafnya. Sesuatu yang menarik untuk
membuka sebuah cerita.
Ketiga, The Maze Runner, James Dashner.
Anak
laki-laki itu memulai kehidupan barunya, diselimuti kegelapan yang dingin dan
udara pengap serta berdebu.
. . .
Singkat.
Tapi jelas menggambarkan bahwa tokoh utamanya akan memulai kehidupan baru yang
sangat menyulitkan.
Keempat, White as Milk, Red as
Blood, Alessandro D’Avenia
Setiap hal
memiliki warna. Setiap perasaan memiliki warna. Kesunyian itu putih. Putih
memang warna yang kubenci: warna yang tak memiliki batas. Mengibarkan bendera
putih, membiarkan kertas tetap putih, memiliki rambut putih, muka yang seputih
kapas...malaham, putih itu sebenarnya bukanlah warna. Putih bukanlah apa-apa,
sebagaimana kesunyian. Hal yang tak berarti apa-apa, tanpa kata dan tanpa
irama. Dirundung kesunyian sama artinya dengan dirundung warna putih.
. . .
Satu
paragraf cantik yang menggambarkan warna putih, sesuatu yang menjadi roh dari
cerita di novel ini.
Kelima, Angels and Demons, Dan Brown
Fisikawan
Leonardo Vetra mencium bau daging terbakar, dan dia tahu itu dagingnya sendiri.
Dengan ngeri, dia menatap sosok gelap yang menjulang di atas tubuhnya. “Kau mau
apa?”
. . .
Dan Brown
adalah salah satu pengarang cerdas sekarang ini. Dia selalu membuka
novel-novelnya dengan adegan mendebarkan, dan menjadi inti cerita. Love it.
Jadi, bagaimana pembuka ceritamu? Adegan seru, atau kalimat
romantis?
- W -
Bravo...!
ReplyDeleteTerima kasih ilmunya.. :)
Sama-sama
Deletemakasih sharingnya
ReplyDeletewahhh menarik nih.. kebetulan saya sedang belajar untuk jadi penulis fiksi..
ReplyDeleteterima kasih infonya. sangat bermanfaat!
Ditunggu karyanya :)
DeleteWah ... mantap-mantap. Jadi tambah ilmu ane
ReplyDeleteSemoga bermanfaat...
DeleteTerima kasih.perkongsian yg bermanfaat
ReplyDeleteSama-sama
DeleteAku akan coba:)
ReplyDeleteSilakan...
DeleteTerima kasih untuk ilmunya,Kak
ReplyDeleteSama-sama, semoga bermanfaat yah
DeleteKadang sudah menemukan kalimat pembuka yang menurut saya sudah cocok tapi di tengah-tengah menulis bab 2/3 saya merasa tulisan saya masih belum bagus dan saya hapus semuanya, apakah ada tips untuk kasus seperti ini kak?sebelumnya terimakasih
ReplyDeleteHarus bikin kerangka dari awal sampai akhir :)
DeleteWow!
ReplyDeleteSaya senang sekali memilih blog ini. Honestly, saya merasa menyesal kalo saya tidak memilih laman tersebut. Kebetulan sekali, saya sedang mencari teknik pembuka novel dalam hal paragraf.
Thanks, Kak.
Terima kasih yah sudah mampir. Semoga bermanfaat.
Delete